dr. Satyawira Aryawan Deng MKM CHt AIFO-K I Kesehatan Vegan I Minimarket Vegan I

Toko Makanan Sehat Retail Harga Grosir : https://linktr.ee/kesehatanvegan

HELLP Syndrome atau Sindrom HELLP

Leave a comment


Sindroma HELLP merupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-tanda : hemolisis, peningkatan enzim hati, dan trombositopenia yang diakibatkan disfungsi endotel sistemik. Insidens sindroma hellp pada kehamilan berkisar antara 0,2-0,6 %, 4-12% pada preeklampsia berat, dan menyebabkan mortalitas maternal yang cukup tinggi (24 %), serta mortalitas perinatal antara 7,7%-60%.

Pada penderita preeklampsia, Sindroma HELLP merupakan suatu gambaran adanya Hemolisis (H), Peningkatan enzim hati (Elevated Liver Enzym-EL), dan trombositopeni (Low Platelets-LP). Sindroma HELLP dapat timbul pada pertengahan kehamilan trimester dua sampai beberapa hari setelah melahirkan.

Diagnosis Sindroma HELLP secara obyektif lebih berdasarkan hasil laboratorium, sedangkan manifestasi klinis bersifat subyektif, kecuali jika keadaan sindroma HELLP semakin berat. Berdasarkan hasil laboratorium dapat ditemukan anemia hemolisis, disfungsi hepar, dan trombositopeni.

Sampai saat ini diagnosis Sindroma hellp lebih berdasarkan parameter  laboratorium, dan parameter yang digunakan selama ini lebih mengarah pada keadaan  sindroma hellp lanjut, dimana morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin cukup tinggi.

Sindrom HELLP ditandai:

1.   Hemolisis

Tanda hemolisis dapat dilihat dari ptekie, ekimosis, hematuria dan secara laboratorik adanya Burr cells pada apusan darah tepi.

2.   Elevated liver enzymes

Dengan meningkatnya SGOT, SGPT (> 70 iu) dan LDH (> 600 iu) maka merupakan tanda degenerasi hati akibat vasospasme luas. LDH > 1400 iu, merupakan tanda spesifik akan kelainan klinik.

3.   Low platelets

Jumlah trombosit < 100.000/mm3 merupakan tanda koagulasi intravaskuler.

Sindroma HELLP merupakan salah satu keadaan preeklampsia  yang memburuk yang dapat didiagnosis dengan parameter laboratorium,  sementara proses kerusakan endotel juga terjadi diseluruh sistem tubuh, karenanya diperlukan suatu parameter yang lebih dini dimana preeklampsia belum sampai menjadi perburukan, dan dapat ditatalaksana lebih awal yang akan menurunkan terutama morbiditas dan mortalitas ibu, dan mendapatkan janin se-viable mungkin.

Pada pemeriksaan darah tepi terdapat bukti-bukti hemolisis dengan adanya kerusakan sel eritrosit, antara lain burr cells, helmet cells. Hemolisis ini mengakibatkan peningkatan kadar bilirubin dan lactate dehydrogenase (LDH). Disfungsi hepar di­refleksikan dari peningkatan enzim hepar yaitu Aspartate transaminase (AST/GOT), Alanin Transaminase (ALT/GPT), dan juga peningkatan LDH. Semakin lanjut proses kerusakan yang terjadi, terdapat gangguan koagulasi dan hemostasis darah dengan ketidak normalan protrombin time, partial tromboplastin time, fibrinogen, bila keadaan semakin parah dimana trombosit sampai dibawah 50.000 /ml biasanya akan didapatkan hasil-hasil degradasi fibrin dan aktivasi antitrombin III yang mengarah terjadinya Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC). Insidens DIC pada sindroma hellp 4-38%.

Klasifikasi Sindroma HELLP berdasarkan klasifikasi Missisippi, terdiri dari kelas I bila trombosit dibawah sampai dengan 50.000/ml, kelas II trombosit antara >50.000-100.000/ml, dan  kelas III trombosit antara >100.000-150.000/ml.17 LDH > 600 iu/l, AST dan ALT > 40 iu/l. Kelas I Sindroma HELLP mengakibatkan insiden morbiditas dan mortalitas perinatal dan periode pemulihan post partum yang memanjang.

Author: satyadeng

I. Dokter Umum (Dokter Vegan / Plant-Based Diet) II. Akupunktur Medik III. Skin & Slimming Care IV. Program Pencegahan & Pemulihan Penyakit V. Lymphedema Center Indonesia VI. Catering Pencegah Penyakit VII. Izin PIRT dan KEMTAR Kuartet Nabati VIII. Minimareket Vegan - Kesehatan Vegan : Pusat Makanan Sehat Organik & Natural ; Toko Makanan Sehat Retail Harga Grosir

Leave a comment